Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma
Ayu Kusumah

Selasa, 28 April 2015

Akuntansi Komparatif Amerika dan Asia



ANALISIS KOMPARASI  INDONESIA, HONGKONG, CHINA, INGGRIS DAN AMERIKA
            Globalisasi menjadikan dunia seperti tanpa batas dan mempengaruhi berbagai aspek termasuk akuntansi. Akese informasi semakin mudah dilakukan antar negara dan berpengaruh mendasar pada pergerakan informasi. Hal ini memungkinkan komunikasi yang intens di antara penduduk dunia (global citizens). Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar beberapa negara dalam region tertentu untuk bergabung dalam sebuah organisasi yang berorientasi ekonomi seperti Uni Eropa (EU), AFTA dan  NAFTA, Multi National Company (MNC). Semakin marak dan beroperasi di berbagai negara dengan bermacam standar laporan keuangan. Hal ini disebabkan tiap-tiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain sehingga konsekuensi dari interaksi International ini terhadap akuntansi adalah diperlukannya suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai di seluruh dunia.
            Kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara Internasional yang  mendasari munculnya organisasi bernama International Standard Committee (IASC). Serangkaian gerakan lebih dilakukkan sejak 1973 oleh IASC. IASC yang kemudian berubah menjadi International Accounting Standard Board (IASB) pada tahun 2001 bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi dan dapat diterapkan secara global. IFRS (International Financial Reportting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakuakan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam satu standar pelaporan. Satu per satu negara di dunia saat ini mulai mengadopsi IFRS. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi di Indonesia sejak 1994 telah melaksanakanprogram adaptasi dan harmonisai standar akuntnsi Internasional IFRS.
Pada saat ini kesepakatan kerja sama antar negara sangat berpengaruh terhadap pasar modal dunia, sehingga terjadi pola investasi dari pola official development assistance (ODA ) dan foreign Direct Investment (FDI) ke pola portofolio. Seperti diketahui arus investasi melalui official development assistance (ODA ) dan foreign Direct Investment (FDI) umumnya menggunakan sarana pemerintah yang disebut sebagai sovereign borrowers, atau melalui kedaulatan wilayah yang disebut sovereign borders. Sedangkan investasi portofolio, terutama dalam bentuk saham atau sekuritas umumnya bersifat private dan tidak mengenal batas kedaulatan suatu negara. Aliran dana akan mudah keluar masuk ke dalam suatu negara, dan hanya mempertimbangkan efisiensi pasar dan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya investasi.
Konsekuensinya tentu saja dengan kemunculan persaingan antar negara dan terintegrasinya pasar-pasar modal di dunia, integrasi akan membawa dampak terhadap suatu negara, baik itu negatif maupun positif. Salah satu contoh  dampak buruk dengan adanya integrasi pasar modal terjadi Pada pertengahan tahun 2007, Amerika Serikat dilanda krisis subprime mortgage dan memuncak pada September 2008, yang ditandai dengan pengumuman kebangkrutan beberapa lembaga keuangan. Awal mula masalah tersebut terjadi pada periode 2000-2001, saat saham-saham perusahaan dotcom4 di Amerika Serikat kolaps, sehingga perusahaan-perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak mampu membayar pinjaman ke bank. Untuk mengatasi hal tersebut, The Fed (Bank Sentral AS) menurunkan suku bunga. Suku bunga yang rendah dimanfaatkan oleh para perusahaan developer dan perusahaan pembiayaan perumahan. Rumah-rumah yang dibangun oleh developer dan dibiayai oleh perusahaan pembiayaan perumahan adalah rumah-rumah murah, dijual kepada kalangan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki jaminan keuangan yang memadai. Dengan runtuhnya nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut, bank menghadapi gagal bayar dari para debiturnya (developer dan perusahaan pembiayaan perumahan).
Stabilitas keuangan perusahaan ada kaitannya dengan kesehatan suatu perekonomian. Semakin sehat sktor keuangan di suatu negara , maka akan sehat pula perekonomiannya demikian sebaliknya. Dengan demikian perkembangan sektor keuangan, termasuk di dalamnya pasar modal, merupakan salah satu indikator yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan atau kestabilan perekonomian. Pergerakan harga saham, obligasi, dan sebagainya di pasar modal suatu negara disebabkan oleh persepsi investor terhadap kondisi pasar modal tersebut. Persepsi ini pada akhirnya akan mempengaruhi dana investasi yang masuk ke negara tersebut, sehingga mempengaruhi keadaan perekonomian negara yang bersangkutan. Hal tersebut bukan hanya terjadi di Amerika Serikat, namun juga melanda Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.
            Krisis mempuntai pengertian yang luas, menurut Harberler krisis diartikan :”Penyimpangan kegiatan ekonomi yang menyolok dan merupakan titik awal gerak kegiatan ekonomi yang menurun/down-turn atau upper turning point”.(James Arthur Estey.1960:65). Terintegrasinya dunia, pergeseran nilai yang terjadi di internal suatu kawasan tampak akan berpengaruh kepada negara-negara lain di dunia yang melakukan perdagangan Internasional. Runtuhnya supremasi Amerika Serikat yang kini terancam resesi, dimungkinkan akan berdampak terhadap ekonomi negara-negara lain di dunia. Amerika adalah negara adi daya (super power) yang memiliki kekuatan ekonomi terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran ekonomi dunia. Ekonomi Amerika Serikat memiliki PDB (pendapatan Domestik Bruto) sebesar US $13,1 triliun, setara 20% dari PDB dunia pada tahun 2007. PDB Amerika Serikat naik pada kuartal ke tiga sebesar 4,9%, bahkan masih memiliki daya beli konsumen yang tinggi (IKK 90,6), ternyata tidak mampu menopang ekonominya akibat krisis kredit pada pasar mortgage senilai US $1,8 triliun. Amerika Serikat mengalami penurunan ekonomi dan menghadapi pesaing baru, China dan India, namun tetap saja masih berpengaruh kuat dalam percaturan ekonomi dunia.
            Indeks Dow Jones juga berpengaruh terhadap pajak perdagangan Internasional (PPI). Penurunan DJI akan menyebabkan likuditas USD di pasar domestic Amerika Serikat menurun sehingga mempengaruhi daya beli dan ekspor Indonesia ke Amerika. Berdasarkan data yang di dapatkan dari website Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dari tahun 2008 ke 2009 menurun sebesar USD 2 Triliun. Menurunnya nilai ekspor tersebut akan membuat nilai PPI ikut turun.  Pada bulan ke 19 PPI mulai naik, eksportir mulai melirik negara tuhuan ekspor selain Amerika Serikat dan sekitarnya. Selain itu, kenaikana PPi juga disebabkan oleh meningkatnya impor.
           
            Pasar modal yang terintegrasi sepenuhnya, artinya tidak ada hambatan apapun untuk memilki sekuritas disetiap pasar modal, dan juga tidak ada hambatan dalam capital inflow/outflow yang akan menciptakan biaya modal yang lebih rendah dari pada pasar modal yang tidak terintegrasi. Hal ini disebabkan karena pemodal bisa melakukan diverifikasi investasi dengan lebih luas (antar negara). Karena resiko yang relevan bagi pemodal hanyalah resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi semakin menarik diversifikasi internasional bagi pemodal. Obtsfeld,1994 dalam Arfinto, 2004:hal.2.
Pada Tahun 2013 pertumbuhan  ekonomi global mengalami revisi menurun oleh International Monetary Fund (IMF), dalam satu tahun terakhir, proyeksi pertumbuhan ekonomi telah direvisi menurun sebanyak empat kali. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2013 pada awalnya diperkirakan mencapai 3,9 persen pada World Economic Outlook (WEO) Juli 2012 berubah menjadi 3,3 persen dalam World Economic Outlook (WEO) april 2013.revisi tersebut dilakukan setelah melihat perkembangan ekonomi dunia yang belum menunjukan adanya perbaikan yang bearti. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tersebut didorong oleh penurunan kinerja ekonomi dikawasan Eropa dan negara maju. Ekonomi Eropa yang awalnya diperkirakan akan tumbuh positif 0,7 persen pada tahun 2013 direvisi menjadi negative 0,3 persen, demikian pula, negara maju lain seperti Amerika Serikat juga mengalami revisi
Pertumbuhan dari 2,3 persen menjadi 1,9 persen. Berbagai upaya kebijakan stimulus, khususnya melalui pelonggaran likuiditas akan dilakukan oleh negara-negara maju. Dampak perlambatan ekonomi di negara-negara maju berimbas pada perkembangan ekonomi negara-negara berkembang. Pelemahan pertumbuhan ekonomi negara maju membuat permintaan terhadap ekspor negara ikut menurun, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi secara negatif kinerja perekonomian negara berkembang. Kondisi perekonomian kawasan Eropa yang masih belum pulih dan pengaruh negara-negara maju telah menyebabkan penurunan daya beli dan permintaan ekonomi dunia. Penurunan permintaan ekonomi dunia secara keseluruhan akan diiringi oleh penurunan volume perdagangan dunia. 
Analisis Komparasi Kinerja pasar modal ….. (Rahamis)
 
Pada kuartal I tahun 2013, menunjukan bahwa aktivitas perdagangan internasional masih rendah.penurunan aktvitas perdagangan dunia mendorong IMF untuk menurunkan proyeksi perkiraan pertumbuhan volume perdagangan dunia tahun 2013 menjadi 3,6 persen, relative lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 2,5 persen. Walaupun demikian, laju pertumbuhan tahun 2013 tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 5,1 persen. Disamping itu, kinerja perdagangan internasional masih menghadapi risiko tekanan dari kondisi perekonomian di negara-negara maju Eropa dan Amerika Serikat yang belum sepenuhnya pulih. Lemahnya aktivitas perdagangan tercermin pada revisi perkiraan pertumbuhan ekspor-impor dinegara maju dan negara berkembang.
Perkiraan pertumbuhan impor negara maju untuk tahun 2013 dari 4,2  persen menjadi sebesar 2,2 persen, sementara pertumbuhan ekspor turun dari 4,3 persen menjadi 2,8 persen. Hal ini yang terjadi di negara-negara berkembang, dimana pertumbuhan impor  awalnya diperkirakan mencapai 7,0 persen turun menjadi 6,2 persen dan untuk pertumbuhan ekspor turun dari 6,2 menjadi 4,8 persen di tahun 2013. Melemahnya pertumbuhan volume perdagangan dunia berdampak pada turunnya permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia. Pertumbuhan total impor mitra dagang Indonesia mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan total impor China dan jepang tahun 2012 masing-masing hanya sebesar 4,3 persen dan minus 6,6 persen, jauh dibawah pertumbuhan tahun sebelumnya di atas 20 persen.
Sementara itu, Amerika Serikat yang merupakan importer terbesar di dunia, pada tahun 2012 pertumbuhan impornya hanya berada pada kisaran 3,0 persen, jauh menurun bila dibadingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang tumbuh di atas 15 persen. RAPBNP Kemenkeu, 2013. hal. 2-4. dengan melihat volume perdagangan dunia, sampai pada saat ini perekonomian dunia masih terintegrasi satu dengan yang lain, pada akhirnya stabilitas keuangan juga mengalami fluktuasi mengikuti perkembangan negara-negara maju, kesehatan suatu perekonomian dunia erat hubungannya dengan perekonomian regional, dengan demikian termasuk di dalamnya pasar modal. Akan tetapi pada tahun 2013 menurut Laporan Triwulan I Tahun 2013 oleh Otoritas Jasa Keuangan Bursa Efek Indonesia berhasil mencapai indeks terbaik ketiga setelah bursa jepang dan philipina, pasar modal mampu menghindari kondisi perekonomian dunia yang pada tahun 2013 masih menurun dibandingkan pada tahun 2012.
Berdasarkan komposisi kepemilikan efek yang tercatat dalam penitipan kolektif Kustodian Sentral Efek Indonesia, nilai kepemilikan saham oleh pemodal lokal pada triwulan I tahun 2013 mencapai Rp 1.249,42 triliun atau persentasenya sebesar 41,36% dari total nilai saham. Persentase nilai kepemilikan saham tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi di triwulan I tahun 2012 yang besarnya adalah 40,97%. untuk itu penting untuk tetap meningkatkan peran investor domestik karena melalui Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisispasi masyarakat dalam penggerakan dana guna menujang pembiayaan pembangunan nasional. Selain itu, pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian global, kegiatan usaha antar Industri Jasa Keuangan akan semakin terintegrasi dengan ditandai semakin kaburnya batasan produk-produk yang dihasilkan. Selain itu, konglomerasi usaha jasa keuangan dan kemajuan inovasi keuangan yang melahirkan berbagai produk keuangan yang semakin kompleks juga menciptakan peluang bagi Pasar Modal untuk semakin meningkatkan perannya sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Pada tahun 2013 dalam laporan Departemen Keuangan Bappepam menyatakan perkembangan perdagangan efek pada tahun 2013 dilihat dari faktor eksternal, perlambatan ekonomi global berdampak pada penurunan kinerja bursa efek dikawasan regional maupun global. pelemahan indiKator perekonomian pada indeks harga saham gabungan terkoreksi dan bergerak fluktuatif.
Analisis Komparasi Kinerja pasar modal ….. (Rahamis)
 
Penurunan IHSG menjadi indikator turunnya harga-harga saham di bursa. ketika pasar terkoreksi, bisa dipastikan nilai asset investasi pemodal akan berkurang. Pengurangan bisa berakibat berubahnya besaran alokasi asset di tiap-tiap instrument investasi. Sesuai prinsip diverifikasi, investasi setiap pemodal tidak disarankan hanya terkonsentrasi pada satu atau dua jenis instrument Pemulihan ekonomi dunia masih bergantung pada perekonomian negara-negara berkembang terutama di Asia. Namun demikian, beberapa negara berkembang juga menghadapi masalah menurunnya kinerja ekspor akibat melemahnya kondisi perekonomian global. Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 berlangsung tidak sesuai harapan dan melemah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi global menurun, hal inilah yang menarik peneliti untuk meninjau dari segi kinerja pasar modal, bermaksud meneliti bagaimana kinerja dan hungan korelasi pasar modal domestik dengan pasar modal lainnya yang ada di Amerika dan Eropa serta negara Asia lainnya. Untuk itu peneliti mengangkat judul Analisis Komparasi Kinerja Pasar Modal DI Indonesia, Hongkong, Cina, Inggris dan Amerika” diharapkan mampu menjelaskan perkembangan kinerja dan hubungan pasar modal domestik dibanding dengan pasar modal asing.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Sihono Teguh, April 2009, Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Perekonomian Asia, Jurnal Ekonomi & Pendidikan Volume 6 Nomor 1
2.      Nezky Mita, 2013, Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Bursa Saham Dan Perdagangan Indonesia, Buletin Ekonomi Monster dan Perbankan
3.      Fauziah Ella Fitri, Murhasito, 2005, Exposure Translasi Akuntansi Perkembangan Dan Dampaknya Bagi Negara-Negara Asia , Jurnal Dinamika ekonomi dan Bisnis Vol 2 No.1
4.      Rahamis Yulein, 2014, Analisis Komparasi Kinerja Pasar Modal Di Indonesia, Hongkong, China, Inggris Dan Ameika, Jurnal Bisnis dan Mnajemen Vo.2 No.3 20140-87-104.
5.      Pangemanan Franklin Jethro, Maret 2015 , Perbandingan Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk, dan PT. Bank CIMB Niaga Tbk. Menggunakan Rasio Keuangan. Jurnal Emba Vol. 3 No. 1
6.      Sianipar Glory A.E.M, 2013, Analisis Komparasi Kualitas Informasi Akuntansi Sebelum Dan Sesudah Pengadopsian Penuh IFRS Di Indonesia, Skripsi Universitas Diponogoro Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar